MENINGKATKAN MUTU TEMPE
Produk Olahan Dari Kedelai Salah Satunya Adalah Tempe
1. Peluang usaha dari produk tempe
Tempe merupakan makanan yang khas bagimasyarakat Indonesia. Diperkirakan tempe telah populer sejak berkembangnya kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia, khususnya di jawa Tengah, Yogjakarta dan Jawa Timur. Artinya konsumen untuk produk tempe sudah banyak menyebar hampir diseluruh wilayah Indonesia bahkan hingga ke luar negri. Akan tetapi tempe pada umumnya dibuat dengan cara tradisional dan pengemasan yang sangat sederhana. Untuk itu perlu dikembangkan tempe dengan kemasan plastik poli etilen yang menarik.
Menurut Zaeni seorang pengusaha tempe, usaha tempe juga sangat menolong mereka yang putus sekolah dan tidak berpeluang menjadi karyawan. Sebab, tempe merupakan bisnis dengan modal kecil dan bahan baku gampang. Di sisi lain, merajalelanya penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh daging, flu burung misalnya, bisa mendongkrak penjualan tempe hingga 10%. Jika dalam satu pasar terdapat kira-kira 40 pengusaha tempe dan masing-masing memproduksi 100 kg kedelai/hari, total dalam sehari diproduksi 4 ton kedelai. Dengan adanya kenaikan penjualan 10%, berarti terjadi kenaikan produksi 400 kg kedelai/hari. (Sumber: majalah pengusaha.com). selain itu usaha tempe tidak akan berhenti selagi orang-orang masing senang dengan produk tempe.
Kesulitan yang dihadapi usaha tempe pada saat ini adalah mahalnya harga bahan dasar tempe (kedelai). Jika ukuran tempe diperkecil dengan harga yang sama, tentu konsumen akan beralih ke produk makanan lain pengganti tempe. Akan tetapi jika tempe dikemas dengan menarik dan sasaran dialihkan ke konsumen tingkat menengah keatas, mungkin hal ini akan menjadi salah satu upaya untuk tetap menjaga stabilitas penjualan dan keuntungan pengusaha.
2. Teknologi untuk meningkatkan mutu tempe.
Tempe termasuk bahan pangan yang mudah rusak. Daya tahannya hanya 2 - 3hari, lebih dari itu tempe akan rusak atau tidak layak dimakan. Tempe dapat diawetkan dengan cara dikeringkan, dibekukan atau dikalengkan.
Pengeringan Tempe
Pengeringan adalah suatu proses menghilangkan sebagian air dari suatu bahan.
Tujuan utama pengeringan adalah menurunkan aktivitas air sampai pada tingkat tertentu, sehingga aktivitas mikroorganisma dan reaksi kimia serta biokimia yang terjadi ditekan seminimal mungkin sampai produk menjadi lebih awet.
Tempe dapat diawetkan dengan cara pengeringan menggunakan alat pengering (oven). Tempe yang akan dikeringkan mula-mula diiris-iris setebal 2,5 cm, kemudian dikukus pada suhu 100 oC selama 10 menit. Pengukusan ini penting, karena menurut hasil penelitian Hermana et al. (1972) produk tempe kering yang dihasilkan tanpa perlakuan pengukusan ternyata mempunyai rasa pahit. Kemudian tempe dikeringkan dengan oven pada suhu 70 oC selama 6 – 10 jam. Hasil akhir merupakan tempe kering yang mempunyai kadar air 4 – 8 persen. Jika akan dipakai, tempe kering tersebut harus direkonstitusi dengan cara perendaman menggunakan air panas (90 – 100 OC) selama 5 – 10 menit.
Pembekuan Tempe
Mula-mula tempe diiris-iris setebal 2 – 3 cm dan diblancing dengan merendam
dalam air mendidih selama 5 menit untuk menginaktifkan kapang, enzim proteolitik dan enzim lipolitik. Kemudian tempe dibungkus dengan plastik selofan dan dibekukan pada suhu -24 sampai -400C. Setelah beku tempe dapat disimpan pada suhu beku selama 100 hari tanpa mengalami perubahan sifat-sifat organoleptik (penampakan, warna, bau dan rasa).
Pengalengan Tempe
Pengalengan makanan adalah suatu prose pengawetan makanan dengan mengepak
bahan makanan tersebut di dalam wadah gelas atau kaleng yang dapat ditutup secara hermetis sehingga kedap udara, dipanaskan sampai suhu yang cukup untuk
menghancurkan mikroorganisme pembusuk dan patogen di dalam bahan, kemudian didinginkan dengan cepat untuk mencegah terjadinya over cooking dari bahan makanan serta menghindari aktifnya kembali bakteri tahan panas (thermofilik). Selama proses pengalengan diusahakan agar pemanasan yang diberikan tidak mengakibatkan kerusakan nilai gizi pangan yang dikalengkan.
REFERENCES :
Susilo, Dendi.2008.Produk Olahan Dari Kedelai Salah Satunya Adalah Tempe.Universitas Lampung.Bandarlampung
1. Peluang usaha dari produk tempe
Tempe merupakan makanan yang khas bagimasyarakat Indonesia. Diperkirakan tempe telah populer sejak berkembangnya kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia, khususnya di jawa Tengah, Yogjakarta dan Jawa Timur. Artinya konsumen untuk produk tempe sudah banyak menyebar hampir diseluruh wilayah Indonesia bahkan hingga ke luar negri. Akan tetapi tempe pada umumnya dibuat dengan cara tradisional dan pengemasan yang sangat sederhana. Untuk itu perlu dikembangkan tempe dengan kemasan plastik poli etilen yang menarik.
Menurut Zaeni seorang pengusaha tempe, usaha tempe juga sangat menolong mereka yang putus sekolah dan tidak berpeluang menjadi karyawan. Sebab, tempe merupakan bisnis dengan modal kecil dan bahan baku gampang. Di sisi lain, merajalelanya penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh daging, flu burung misalnya, bisa mendongkrak penjualan tempe hingga 10%. Jika dalam satu pasar terdapat kira-kira 40 pengusaha tempe dan masing-masing memproduksi 100 kg kedelai/hari, total dalam sehari diproduksi 4 ton kedelai. Dengan adanya kenaikan penjualan 10%, berarti terjadi kenaikan produksi 400 kg kedelai/hari. (Sumber: majalah pengusaha.com). selain itu usaha tempe tidak akan berhenti selagi orang-orang masing senang dengan produk tempe.
Kesulitan yang dihadapi usaha tempe pada saat ini adalah mahalnya harga bahan dasar tempe (kedelai). Jika ukuran tempe diperkecil dengan harga yang sama, tentu konsumen akan beralih ke produk makanan lain pengganti tempe. Akan tetapi jika tempe dikemas dengan menarik dan sasaran dialihkan ke konsumen tingkat menengah keatas, mungkin hal ini akan menjadi salah satu upaya untuk tetap menjaga stabilitas penjualan dan keuntungan pengusaha.
2. Teknologi untuk meningkatkan mutu tempe.
Tempe termasuk bahan pangan yang mudah rusak. Daya tahannya hanya 2 - 3hari, lebih dari itu tempe akan rusak atau tidak layak dimakan. Tempe dapat diawetkan dengan cara dikeringkan, dibekukan atau dikalengkan.
Pengeringan Tempe
Pengeringan adalah suatu proses menghilangkan sebagian air dari suatu bahan.
Tujuan utama pengeringan adalah menurunkan aktivitas air sampai pada tingkat tertentu, sehingga aktivitas mikroorganisma dan reaksi kimia serta biokimia yang terjadi ditekan seminimal mungkin sampai produk menjadi lebih awet.
Tempe dapat diawetkan dengan cara pengeringan menggunakan alat pengering (oven). Tempe yang akan dikeringkan mula-mula diiris-iris setebal 2,5 cm, kemudian dikukus pada suhu 100 oC selama 10 menit. Pengukusan ini penting, karena menurut hasil penelitian Hermana et al. (1972) produk tempe kering yang dihasilkan tanpa perlakuan pengukusan ternyata mempunyai rasa pahit. Kemudian tempe dikeringkan dengan oven pada suhu 70 oC selama 6 – 10 jam. Hasil akhir merupakan tempe kering yang mempunyai kadar air 4 – 8 persen. Jika akan dipakai, tempe kering tersebut harus direkonstitusi dengan cara perendaman menggunakan air panas (90 – 100 OC) selama 5 – 10 menit.
Pembekuan Tempe
Mula-mula tempe diiris-iris setebal 2 – 3 cm dan diblancing dengan merendam
dalam air mendidih selama 5 menit untuk menginaktifkan kapang, enzim proteolitik dan enzim lipolitik. Kemudian tempe dibungkus dengan plastik selofan dan dibekukan pada suhu -24 sampai -400C. Setelah beku tempe dapat disimpan pada suhu beku selama 100 hari tanpa mengalami perubahan sifat-sifat organoleptik (penampakan, warna, bau dan rasa).
Pengalengan Tempe
Pengalengan makanan adalah suatu prose pengawetan makanan dengan mengepak
bahan makanan tersebut di dalam wadah gelas atau kaleng yang dapat ditutup secara hermetis sehingga kedap udara, dipanaskan sampai suhu yang cukup untuk
menghancurkan mikroorganisme pembusuk dan patogen di dalam bahan, kemudian didinginkan dengan cepat untuk mencegah terjadinya over cooking dari bahan makanan serta menghindari aktifnya kembali bakteri tahan panas (thermofilik). Selama proses pengalengan diusahakan agar pemanasan yang diberikan tidak mengakibatkan kerusakan nilai gizi pangan yang dikalengkan.
REFERENCES :
Susilo, Dendi.2008.Produk Olahan Dari Kedelai Salah Satunya Adalah Tempe.Universitas Lampung.Bandarlampung
0 komentar:
Posting Komentar